Luasan Rasa

didalam ingatanku yang lemah,
masih tersimpan memori pertama kali aku melihatnya,
tapak kaki pertama, kemeja merah marun dan tanpa kata.

didalam ingatanku yang lemah,
masih tersimpan memori beberapa kali perjumaan kita selanjutnya,
tanpa sengaja berjumpa mata, tanpa sengaja tak menatap salah satunya.

didalam ingatanku yang lemah,
masih tersimpan setiap lontar kata-kata yang keluar darinya
sampai sejauh itu aku masih memperhatikannya.

didalam ingatanku yang lemah,
aku bahkan tak berani menyapa, kala aku mendapatkan nomor handphonenya.
bukan dari seorang teman, bukan pula langsung darinya.
aku mencarinya sendiri lewat media sosialnya.
dasar aku, kenapa sampai sebegitunya terlalu mengejar orang itu.

hingga pada saat orang lain mulai mendekat,
aku berhenti mengejarnya, tanpa aku berusaha terlalu keras mendapatkannya.
biarlah aku jatuh sendirian, seperti pada sebelumnya.
bukan aku sudah tak menyukainya, karna bersama orang baru itu aku harus menghargai setiap perjuangannya.

didalam ingatanku yang lemah,
kedekatan yang tak terduga, dan perjumpaan yang massive
membuatku menyadari, tetap dialah orang yang ku cari.
rumit sekali hatiku ini.

sangat disayangkan, kedekatan kami yang sesaat. 
harus pupus begitu cepat.
aku tak menginginkan hilangnya dia,
aku mengharapkan perpisahan yang lebih baik.
perpisahan tanpa kata hilang
perpisahan tanpa kebencian

didalam hatiku yang lemah,
aku akan menghargai keputusannya
tapi soal rasa didalam hati, itu masih ada dan tersimpan disisi yang berbeda.

aku akan mulai belajar dan mencoba jatuh cinta pada dia si orang baru.
bukan lagi rasa nyaman dan menghargai, tapi sebuah rasa yang lebih dari itu
aku akan memulainya dan mencoba menerima dia didalam hatiku seutuhnya.









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Relationship